ul#menu { margin:0; padding:0; list-style-type:none; width:auto; position:relative; display:block; height:30px; font-size:12px; font-weight:bold; background:transparent url(http://i48.tinypic.com/2zgf4mo.jpg) repeat-x top left; font-family:Arial, Helvetica, sans-serif; border-bottom:1px solid #000000; border-top:1px solid #000000; } ul#menu li { display:block; float:left; margin:0; padding:0; } ul#menu li a { display:block; float:left; color:#999999; text-decoration:none; font-weight:bold; padding:8px 20px 0 20px; } ul#menu li a:hover { color:#FFFFFF; height:22px; background:transparent url(http://i48.tinypic.com/2zgf4mo.jpg) 0px -30px no-repeat; } ul#menu li a.current { display:inline; height:22px; background:transparent url(http://i48.tinypic.com/2zgf4mo.jpg) 0px -30px no-repeat; float:left; margin:0; }

Monday 16 August 2010

ESSENSI IKHSAN 1

Khutbah pertama.

الحمد لله واهب النعم و مسبغها, و هادى الأمم و مسعدها, الذى تفضل على عباده المؤمنين بالهداية و الرشاد, و أكرمهم برسالة نبيه سيدنا محمد خير العِباد و العُبَّاد, صلى الله و سلم عليه و على من أطاعه واتّبعه, من أصحابه الذين عزروه ونصروه واتبعوا النور الذى أُنزل معه, و على التابعين لهم بإيمان و إحسان, و على من سار على نهجهم فكان لهم من الله تكريم و رضوان . أشهد أن لا إله إلا الله وحده لاشريك له, وأشهد أن سيدنا وحبيـبنامحمدا عبد الله و رسوله. اللهم صل و سلم وبارك على ..................
قال الله تعال فى القرآن الكريم : ألم تر أن الله يعلم ما فى السموات و ما فى الأرض ما يكون من نجوى ثلاثة إلا هو رابعهم, و لاخمسة إلا هو سادسهم, و لا أدنى من ذلك و لا أكثر إلا هو معهم أينما كانوا, ثم ينبئهم بما عملوا يوم القيامة , إن الله بكل شيء عليم, و قال جل جلاله اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا و أنتم مسلمون, أما بعد :فيا عباد الله أوصيكم و نفسى بتقو الله فقد فاز المتقون.

Hadirin sidang jumah yang berbahagia.
Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt dengan berupaya untuk menjalankan segala apa yang di perintahkan dan menjauhi apa yang di larang-Nya.

Hadirin sidang jumah yang berbahagia.
Al –Quran alkarim dengan pandangan universalnya tentang alam dan kehidupan manusia telah memberi gambaran yang jelas kepada kita tentang methode praktis dalam mempersiapkan dan membentuk rohani manusia, membentuk keimanan, dan mendidik jiwa.
Allah Swt berfirman dalam surat Al-Anfal :

"يا أيها الذين أمنوا إن تتقوا الله يجعل لكم فرقانا و يكفر عنكم سيئاتكم و يغفرلكم و الله ذوالفضل العظيم ".

“ Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan serta mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (al-Anfal:29)

Dalam ayat lain Allah Swt berfirman :
" ومن يتق الله يجعل له مخرجا و يرزقه من حيث لا يحتسب ".
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya”.(At-Tholaq :2-3)

Hadirin sidang jumat yang berbahagia.
Marilah kita bersama-sama merenungkan ayat-ayat diatas. Apa yang dapat kita petik dan simpulkan ? dari ayat-ayat diatas kita dapat mengambil sebuah kesimpulan, bahwa takwa kepada Allah adalah modal kekayaan inspirasi, sumber cahaya dan karunia yang melimpah.
Dengan takwa kepada Allah seorang mukmin bisa membedakan mana baik dan mana yang buruk, mana yang hak dan mana yang bathil. Orang yang bertakwa akan selalu mendapatkan jalan keluar yang menentramkan bathinnya walau bagaimana besar dan rumitnya problema yang dihadapi serta merasakan bahwa Allah senantiasa bersamanya.
Ketika menafsirkan firman Allah diatas Sayyid Qutb Rohimahullaah berkata, “ Inilah bekal dan persiapan perjalanan, bekal ketakwaan yang selalu menggugah hati dan membuatnya selalu terjaga, waspada, hati-hati, serta selalu dalam konsentrasi penuh, ia tidak akan tertipu oleh bayangan semu yang menghalangi pandangannya yang jelas dan benar”.
Dengan takwa pikiran menjadi terang, kebenaran nampak jelas, jalan lurus terbentang lebar, hati terasa tenteram, batin begitu damai, dan kaki terpancang teguh dalam menapaki perjalanan. Sesungguhnya fitrah manusia tidak memungkiri adanya kebenaran, namun nafsu menjadi penghalang diantara kedunya. Hawa nafsulah yang menebar kesuraman, menghalangi penglihatan dan mengaburkan arah tujuan. Hawa nafsu tidak bisa disingkirkan dengan dalil-dalil, dia hanya bisa dihalau denga takwa, dia hanya bisa dienyahkan dengan rasa takut kepada Allah dan terus-menerus merasakan muroqobah dan musyahadah kepadanya dimana dan kapan saja kita berada.

Hadirin sidang jumah yang berbahagia.
Perhatian al-Quran terhadap sifat takwa begitu besar. Perintah dan sokongan untuk melaksanakannya pun banyak kita temukan dalam ayat-ayatnya, bahkan bila kita baca Al-quran hampir disetiap halaman kita temukan kalimat takwa.
Para sahabat salafus sholeh yang memahami betul tuntunan al-Quran, memiliki perhatian besar terhadap takwa itu sendiri, mereka terus mencari hakikatnya, saling bertanya satu sama lain dan berusaha untuk mendapatkannya. Dalam riwayat shahih bahwa Umar bin Khottob ra. bertanya kepada Ubai bin Ka’ab tentang takwa. Kemudian Ubai ra menjawab, “ bukankah anda pernah melewati jalan yang penuh duri ?”
Ya, jawab Umar. Lalu apa yang anda lakukan saat itu ? tanya Ubai bin Ka’ab saya bersiap-siap dan berjalan sangat hati-hati. “ jawab Umar ra . Itulah takwa, tegas Ubai bin Ka’ab.
Berpijak dari jawaban Ubai bin Ka’ab atas pertanyaan Umar bin Khottob tersebut, Sayyid khutub dalam tafsir “Fi Zhilalil Quran berkata”, Itulah takwa, kepekaan hati, kelembutan perasaan, rasa takut terus menerus selalu waspada dan hati-hati jangan sampai kena duri jalanan...jalan kehidupan yang selalau ditaburi oleh duri-duri kemungkaran dan syahwat, kehawatiran dan keraguan, harapan semu atas semua yang tidak dapat diharapkan.

Hadirin sidang jumah yang berbahagia.
Takwa lahir sebagai konsekwensi logis dari pemahaman yang benar dan keimanan yang kokoh. Pemahaman dan keimanan yang selalu dipupuk dengan muroqobah(merasa kesertaan Allah), musyahadah(merasa dalam pengawasan Allah),) dan muqorobatullah(merasa kedekatan, sehingga melahirkan rasa takut akan murka dan adzab-Nya dan selalu berharap akan limpahan karunia dan magfirah-Nya.
Muroqobah, musyahadah dan muqorobatullah merupakan sifat orang-orang yang bertakwa, sifat-sifat yang senantiasa harus dimiliki oleh seluruh pribadi muslim. Tiga sifat ini akan melahirkan hati yang khusyu, khudu dan tunduk kepada kebesaran dan keagungan Allah dimana dan kapan saja ia berada. Tiga sifat ini senantiasa mencegah dan melindungi manusia dari perbuatan –perbuatan tercela, keji dan mungkar, karena mereka meyakini dari lubuk hati dan perasaan yang paling dalam bahwa Allah senantiasa bersama, mendengar dan melihatnya. Ada cerita menarik dalam kehidupan seorang ulama sufi-Junaidi al-bagdadi, dimana Junaidi muda ketika ingin memasuki dunia sufi ia mendatangi paman dan gurunya Al-Imam Sari Saketi, ia mengadukan dan mengutarakan keinginannya, kemudian gurunya Sari Saketi berkata kepadanya, “Wahai anakku kuajarkan kepadamu tiga kalimat, bacalah tiga kalimat ini sebelum kamu tidur(الله معى, الله ناظرى, الله شاهد على, = Allah bersamaku, Allah melihatku dan Allah mengawasiku) kemudian Junaidi muda menjawab: Wahai guruku al’hamdulillah saya telah melaksanakan hal itu selama sebulan, lalu Imam Saketi menjawab:”wahai anaku :

" إذا كان الله معك و إذا كان الله يشاهدك و إذا كان الله يناظرك فكيف أن تعصي الله".

“ Apabila engkau telah merasakan bahwa Allah senantiasa bersamamu, Allah senantiasa melihatmu dan menyaksikanmu, maka bagaimana engkau dapat melakukan kemungkaran kepada Allah” . Wahua hayyun la yamut. bukankah Allah Allah Swt berfirman:

و هو الله فى السموات و فى الأرض يعلم سركم و جهركم و يعلم ما تكسبون.

“Dan Dialah Allah (Yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan”. (al-An’aam:3)
Dalam surat almujadalah Allah berfirman, yang artinya :
“Tidakkan kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya .Dan tiadak (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (al-Mujaadilah:7)
Imam junaidi berkata: Allah Swt telah memberikan karunia dan kemanfaatan seumur hidupku dengan tiga kalimat ini, setiap kali aku berniat untuk melakukan kemungkaran, kemudian aku mengingatnya dan alhamdulillah dengan izin Allah aku tidak melakukan kemungkaran kepadanya.

Hadirin sidang jumah yang berbahagia.
Tiga sifat diatas(muroqobah, musyahadah dan muroqobaatullah adalah esensi ihsan)telah melahirkan orang-orang yang tunduk dan khusyu akan kebesaran dan keagungannya, seperti halnya anak perempuan penjual susu pada masa Umar bin Khottob ra yang dapat menolak perintah ibunya untuk mencampur susu dengan air, dengan perkataannya :” Wahai Ibuku, bukankah Amiril mukminin (Umar bin khottob) telah melarang kita untuk mencampur susu dengan air”. Lalu Ibunya menjawab:” Wahai anaku: Amirul mukminin dan pengawalnya tidak akan pernah tahu dan melihatmu”, kemudian anak perempuan itu sepontan menjawab: ”Bu, jika amirul mukminin tidak melihat kita bukankah Tuhan Amirul mukminin melihat kita ?”. Allah Akbar. Alangkah indahnya bila kita memiliki iman sepertinya.
Tiga sifat diatas juga telah mencegah seorang laki-laki yang ingin melakukan perbuatan yang keji kepada anak perempuan pamannya karena mengeksploitir kebutuhannya yang mendesak, namun ketika kesempatan itu ada dan memungkinkan, anak pamannya itu berkata kepadanya:”Takutlah engkau kepada Allah dan janganlah kamu melakukan hal-hal yang dimurkai Allah”, mendengar peringatan itu kemudian ia cepat sadar dan meninggalkannya serta meninggalkan harta yang telah diberikan kepadanya karena rasa takut dan tunduknya kepada Allah Swt.
Tiga sifat ini pula menghantar seorang hamba untuk dapat melaksanakan setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya, ia dapat bagun ditengah malam untuk bermunajat dan berdoa, bersedekah sedang tangan kirinya tidak mengetahui tangan kanannya bersedekah, ia dapat melaksanakan sholat dengan khusu dan ikhlas, ia tidak berbicara dan berbuat kecuali apa yang sesuai dengan ajara-ajaran Islam, ia merasakan kedekatan bersama-Nya melebihi dari kedekatan kepada istri, anak dan keluarganya. Hatinya senantiasa bersama Tuhannya dimana ia berada. Hati dan seluruh anggota tubuhnya telah tunduk, khusyu dan taat sehingga mengantarnya menjadi hamba-hamba Allah Yang bertakwa, seraya ia berjanji: “ Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah semata. “.
" إن صلاتى و نسكى و محياى و مماتى لله رب العالمين ".
Hadirin sidang jumah yang berbahagia.
Sebagai seorang muslim yang telah mengikrarkan dirinya bahwa” Seluruh aspek kehidupannya hanya untuk Allah semata” kita harus mau mengintrospeksi diri setiap saat, kita harus senatiasa bertanya pada diri kita masing-masing, apakah kita sudah memahami dan mengamalkan Islam ini dengan baik?, apakah kita sudah menjadi seorang muslim yang telah benar dalam akidah, benar dalam ibadah, benar dalam moral?, dan apakah interaksi kita baik di keluarga dan masyarakat sudah mencerminkan nilai-nilai Islam?. Dalam hal yang sangat urgen misalnya, apakah kita telah khusyu dalam melaksanakan sholat?, apakah hati dan seluruh anggota tubuh kita telah khusyu dan tunduk ketika menghadap-Nya?, apakah sholat kita sudah menjauhkan kita dari perbuatan keji dan mungkar?. Karena hakikat shalat adalah menciptakan pribadi muslim yang khusyu dan tunduk kepada semua aturan Allah. Ibnu Masud dan Ibnu Abbas meriwayatkan, bahwa” Esensi sholat adalah dapat mencegah dan melarang seseorang untuk melakukan kemungkaran, maka barang siapa yang sholatnya tidak dapat menghentikannya dari perbuatan keji dan mungkar maka sesungguhnya ia akan semakin bertambah jauh kepada Allah Swt. Nauzu billahi min zalik.

Hadirin sidang jumah yang berbahagia.
Adapun seorang hamba yang tidak didasari oleh pemahaman dan keimanan yang benar, maka hati dan seluruh anggota tubuhnya sulit untuk tunduk kepada perintah Allah Swt. Terkadang kita mencoba melaksanakan sholat akan tetapi hati kita selalu menerawang dan disibukan dengan dunia, kita mencoba membuka dan membaca Al-Quran akan tetapi hati kita lari dari memahami dan merenungi kandungannya, kita membaca dan mendengar apa yang harus kita lakukan dan terkadang kita terasa mendapatkan sebuah motifasi baru dan semangat akan tetapi kita tak dapat berbuat apa-apa. Seakan kita berlomba untuk mendiagnosa penyakit akan tetapi kita lemah dan tak mampu untuk memberikan obatnya.
Kita sering bertanya mengapa hal ini bisa terjadi pada pribadi kita, bukankah ada iman dalam hati kita?mengapa iman ini tidak mampu mendorong kita untuk melakukan amal-amal yang baik? Mengapa para shahabat dan shalafu shaleh mampu menerapkan apa yang mereka katakan?, adapun kita sekarang ini hanya bisa berbicara dan berangan –angan tanpa mampu untuk merealisasikannya.
Disana ada hati yang keras yang telah dilumuri dosa-dosa, disana ada mata rantai yang terputus antara hati dan akal,...akal membaca dan menelaah, menyimak, dan memikirkan, dan mengarahkan hati....sedangkan hati terkadang tersadarkan dengan saran yang diberiakan kepadanya, akan tetapi ia tidak mampu memerintahkan anggota tubuh untuk merealisasikannya.
Inilah contoh sebuah hati yang berlumuran dosa, terbelenggu oleh syahwat, menjadi budak dunia, dan hati yang jauh dari bimbingan dan hidayah Ilahi. Bukankah Al-Quran telah mengingatkan kita :


"ولقد ذرأنا لجهنم كثيرا من الجن و الإنس لهم قلوب لا يفقهون بها ولهم أعين لا يبصرون بها ولهم آذان لا يسمعون بها أولئك كالأنعام بل هم أضل أولئك هم الغافلون".

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergukan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lala”i. (al-A’rof:179)


أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم يا أيها الناس اتقوا الله و لتنظر نفس ما قدمت لغد, و اتق الله إن الله خبير بما تعملون.
أقول قولى هذا و أستغفر الله لى ولكم و لسائر المسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات واستغـفروه إنه هو الغفور الرحيم.



===============


Khutbah kedua.
الحمد لله حمدا كثيرا كما أمر, حمدا يليق بجلاله وعظيم سلطانه سبحانه الذى سبحانه لا يستحى من الحق شيئا, واعلموا أن ما صدر منه تبارك وتعالى فـهو الحق.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للعالمين.
اللهم صل و سلم وبارك على حبيبنا المصطفى محمد صلى الله عليه وسلم خير الأنبياء وعلى آله و أزواجه و ذرياته الأصفياء و أصحابه الأتقياء و أتباعه الأزكياء و من تبعهم بإحسان إلى الهدى, قال الله تعالى فى القرآن الكريم أعوذ بالله من الشيطن الرجيم : قد أفلح من زكاها وقد خاب من دساها.صدق الله العظيم.
Maasyaral muslimin sidang jumat yang berbahagia.
Dari kisah-kisah dan pertanyaan-pertanyaan diatas marilah kita mengevaluasi dan mengintrospeksi kembali akan ibadah dan aktifitas kita selama ini dengan senantisa menghadirkan moroqobah, musyahadah dan muroqobatulluh. Tiga sifat ini tidak akan melekat pada diri seorang muslim bila tidak di barengi oleh pemahaman dan keimana yang benar.
Karena pemahaman yang benar dan keimanan yang mendalam akan melahirkan Insan yang kokoh dengan tingkat spritual yang tinggi dan kesadaran total akan tanggung jawab seorang muslim. Pemahaman dan keimanan yang benar kepada Islam akan memberikan solusi dan arahan yang jauh lebih baik untuk kita berpijak dan berbuat. Pemahaman yang benar akan melahirkan keseimbangan yang sama antara aqliyah dan ruhiyah. Pemahaman yang benar akan melahirkan kesadaran penuh bahwa Allah senatiasa bersama kita dalam setiap gerak dan langkah (musyahadah dan muroqobah).
Inih kesimpulan yang dapat kita petik pada khutbah yang singkat ini.Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan bimbingan kepada kita dengan muroqoqobah, musyahadah dan muroqobatullah.

Hadirin sidang jumat yang berbahagia.
Untuk mengakhiri khutbah kali ini marilah kita mendengar sebuah hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Tsauban :
" قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لأعلمن أقواما من أمتى يأتون يوم القيامة بأعمال – أمثال جبال تهامة – بيضاء, فيجعلها الله هباء منثورا, قال ثوبان يا رسول الله: صفهم لنا و حلهم لنا لا نكون منهم و نحن لا نعلم, قال: أما هم إخوانكم ومن جلدتكم, و يأخذون من الليل كما تأخذون, و لكنهم قوم إذا خلوا بمحارم الله انتهكوا "

“ Rasulullah swa bersabda: Ada suatu kaum dari ummatku datang pada hari kiamat membawa amal-amal yang banyak sebesar gunung Tihamah, akan tetapi dihadapan Allah amal-amal itu tidak ada artinya sama sekali, kemudian Tsauban memohon, Wahai Rasulullah: gambarkan dan beritahukanlah kepada kami jangan-jangan kami ada diantara meraka sedang kami tidak mengetahuinya, Rasulullah menjawab: ”mereka adalah saudara-saudara kalian dan sama seperti kalian mereka melaksanakan ibadah dan shalat malam sebagaiman yang kalian lakukan, akan tetapi ketika mereka berhadapan dengan yang diharamkan mereka menerjangnya. Waliyazu billah

بارك الله لى و لكم بما فيه من الآيات و ذكر الحكيم و تقبل الله منى و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم.
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات والمؤمنين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات و يا قاضى الحاجات برحمتك يا أرحم الراحمين.
اللهم إنا نعوذ بك من الهم و الحزن و نعوذبك من الجبن و البخل و نعوذبك من العجز و الكسل و نعوذبك من غلبة الدين و قهر الرجال.
اللهم إنا نعوذبك من علم لا ينفع, و من قلب لا يخشع, و من نفس لا تشبع, و من دعاء لا يستجاب له.
اللهم أصلح لنا ديننا الذى هو عصمة أمرنا, و أصلح لنا دنيانا التى فيها معاشنا, و أصلح لنا آخرتنا التى إليها معادنا, و اجعل الحياة زيادة لنا فى كل خير و الموت راحة من كل شر. اللهم هذا الدعاء و منك الإجابة و هذا الجهد و عليك التكلان و هذا الإجتهاد و عليك التوفيق و إنا لله و إنا إليه راجعون, و لاحولا ولا قوة إلا بالله العلى العظيم.
@@@

عباد الله, إن الله يأمركم بالعدل و الإحسان و إيتاء ذى القرب و ينهى عن الفخشاء و المنكر و البغى يعظكم لعلكم تذكرون . فاذكروا الله يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكر الله أكبر. قوموا إلى صلاتكم يرحمكم الله.





==============




Khutbah Jum’at di Masjid Indonesia Cairo, 3 Oktober 2003.
Solahuddin Abdul Rachman.

No comments:

Post a Comment