ul#menu { margin:0; padding:0; list-style-type:none; width:auto; position:relative; display:block; height:30px; font-size:12px; font-weight:bold; background:transparent url(http://i48.tinypic.com/2zgf4mo.jpg) repeat-x top left; font-family:Arial, Helvetica, sans-serif; border-bottom:1px solid #000000; border-top:1px solid #000000; } ul#menu li { display:block; float:left; margin:0; padding:0; } ul#menu li a { display:block; float:left; color:#999999; text-decoration:none; font-weight:bold; padding:8px 20px 0 20px; } ul#menu li a:hover { color:#FFFFFF; height:22px; background:transparent url(http://i48.tinypic.com/2zgf4mo.jpg) 0px -30px no-repeat; } ul#menu li a.current { display:inline; height:22px; background:transparent url(http://i48.tinypic.com/2zgf4mo.jpg) 0px -30px no-repeat; float:left; margin:0; }

Monday 16 August 2010

Mengemis Bukan Tradisi Islam

Saudara-saudara kaum muslimin, jamaah jum’ah yang berbahagia!
Sudah sering kita melihat antrian peminta-minta baik yang datang kerumah-rumah, di tengah jalan ataupun yang sudah punya jadwal mingguan tersendiri yaitu pada hari jum’ah, tatkala para jamaah bubar dan selesai melaksanakan shalat jum’ah mereka berbondong-bondong mencegat setiap orang untuk dimintai sedekah dan anehnya hal ini bukan suatu yang tabu lagi bagi kalangan ummat Islam, Mungkin karena selalu mendapat santunan yang sudah dapat menutupi sebagian kebutuhan hidup mereka ditambah mudahnya pekerjaan ini didapatkan sehingga profesi sebagai pengemis ini pun menjamur dimana-mana bahkan menjadi sumber mata pencaharian hidup.

Yang sering menimbulkan salah faham adalah adanya ungkapan: “Jangan memberi sedekah kepada peminta-minta!”, kenapa kita dilarang memberikan sedekah kepada mereka?, padahal agama selalu menganjurkan untuk selalu memberi sedekah, bahkan Allah telah menggambarkan betapa besarnya pahala bagi orang yang suka bersedekah. Sebagaimana firmanNya yang berbunyi.

Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui”. (Al-Baqarah: 261)

Islam mencela pengangguran dan peminta-minta
Agama Islam yang bersifat universal tidak saja berbicara masalah ritual dan spiritual tapi juga menyoroti segala permasalahan sosial yang selalu dihadapi ummat manusia. Salah satunya adalah masalah pengangguran dan peminta-minta yang sangat dicela oleh Islam, sebab hal ini merugikan masyarakat.

Pertama, pengangguran dan peminta-minta menyebabkan tenaga manusia bersifat konsumtif, tidak produktif akibatnya mereka menjadi beban masyarakat.

Kedua, pengangguran dan peminta-minta adalah sumber kemiskinan, sedangkan kemiskinan merupakan bumi yang subur bagi tumbuh dan berjangkitnya berbagai macam kejahatan.

Karena itulah Islam sangat menentang pengangguran dan mencela orang-orang yang tidak mau bekerja padahal sebenarnya mereka mampu bekerja.

Memberantas kemiskinan

Islam yang datang sebagai pembebas bagi seluruh ummat manusia selalu menganjurkan bagi setiap pengikutnya untuk memberikan sedekah, bahkan sedekah dengan predikat zakatpun sudah menjadi kewajiban. Dan Islam sendiri mempunyai tujuan tertentu dalam bidang harta dintaranya adalah memberantas kemiskinan secara bertahap, melarang hidup dalam kehinaan serta mendistribusikan keadilan secara merata.

Bukan Tradisi Islam
Islam mengajarkan kita untuk selalu bersedekah dan memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan tetapi Islam tidak mengajarkan pengikutnya menjadi peminta-minta atau pengemis, bahkan Rasulullah sendiri pernah menjelaskan bahwa orang yang membawa tambang pergi kegunung mencari kayu lalu dijual untuk makan dan bersedekah lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang, sebagaimana sabdanya yang berbunyi:

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَحْتَطِبُ عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَأْتِيَ رَجُلاً فَيَسْأَلُهُ أَعْطَاهُ أَوْ مَنَعَهُ. (أخرجه البخاري).

Artinya: “Demi jiwaku yang berada di tanganNya sungguh seseorang yang mengambil tali di antara kalian kemudian dia gunakan untuk mengangkat kayu di atas punggungnya lebih baik baginya daripada ia mendatangi orang kemudian ia meminta-minta kepadanya yang terkadang ia diberi dan terkadang ia tidak diberi olehnya”. (HR. Al-Bukhari)

Dan beliau juga memberikan uswah kepada kita agar jangan meminta pertolongan selama kita masih mampu untuk mengerjakannya.
Bukan berarti kita ingin menghindari kewajiban kita sebagai muslim dan sebagai makhluk sosial, yang walau bagaimanapun diantara mereka yang meminta-minta tersebut memang pantas mendapatkan sedekah, tetapi kita hanya berhati-hati agar jangan sampai terjerumus dan terjebak pada orang-orang yang hanya menggunakan pekerjaan mengemis sebagai topeng dan menampak luaskan kemiskinan dan terlebih lagi yang kita takutkan adanya anggapan bahwa Islam adalah agama bagi orang miskin dan terbelakang.

Oleh karenanya hendaklah para da’i atau pendakwah Islam tidak hanya membatasi dakwahnya dalam masalah ritual dan spiritual belaka, karena Islam tidak hanya terbatas pada hubungan vertikal antara Tuhan dan manusia tapi Islam juga mengajarkan hubungan horisontal yaitu hubungan antara manusia, sehingga jika sistem keseimbangan yang diajarkan ini benar-benar diterapkan akan dapat menciptakan masyarakat yang baik atau baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur.

Kesimpulan
Dari keterangan-keterangan ini jelaslah saudara-saudara!, bahwa Islam sangat mencela orang yang tak mau berusaha dan hanya bisa meminta-minta, apalagi dengan berdalih bahwa pekerjaan mengemis kepengemisan dan kemiskinan itu sudah ditakdirkan Allah Subhannahu wa Ta'ala . Padahal Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pernah bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا. (الترمذي وابن ماجه).

Artinya: “Sekiranya kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, tentu Allah memberi rizki kepadamu, seperti halnya Allah memberikan rizki kepada burung yang pergi dalam keadaan lapar, tetapi pulang dalam keadaan kenyang”. (HR. , Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah shahih dan Al-Hakim dari Umat)

Kemudian bagi orang-orang kaya jangan hanya bisa menumpuk harta dan berfoya-foya tanpa peduli bahwa di dalam harta mereka terdapat hak peminta-minta dan orang yang hidup di dalam kekurangan, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh surah Adz-Dzariyat ayat 19 yang berbunyi:

Artinya: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang-orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”. (Adz-Dzariyat: 19).
Bahkan kalau kita telaah kembali beberapa ayat Al-Qur’an yang turun di Mekkah sangat mengecam arogansi orang-orang kaya Mekkah yang tidak perduli terhadap fakir, miskin, dan anak-anak yatim. Allah menegaskan dalam firmanNya:

Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?. Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin”. (Al-Ma’un: 1-3).
Dalam ayat di atas sangat jelas bahwa orang yang mendustakan agama / hari Qiamat disejajarkan dengan orang yang mencampakkan anak yatim dan tidak menganjurkan orang lain untuk menyantuni fakir miskin. Betapa hinanya derajat orang yang seperti ini dan tak ada tempat yang lebih layak baginya selain kawah api Neraka yang membara.

جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ الْكَامِلِيْنَ الْمُؤَدِّيْنَ لِوَاجِبَاتِهِمْ مَعَ الْمُخْلِصِيْنَ السَّائِلِيْنَ. أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ.

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Oleh: M. Rusydi

Hit : 302 | Index | kirim ke teman | versi cetak


Statistik Situs
Rabu,18-8-2004 -- 9:15:15
Hits ...: 748335
Online : 12 users

Pencarian

cari di
Berita Buletin Doa Fatwa Hadits Kajian Kaset Keluarga Kegiatan Kesehatan Khutbah Kisah Konsultasi Mujizat Nama Pustaka Qur'an Tarikh Tokoh TokoBuku


Iklan



Liputan Kegiatan !
• ALSOFWA Bantu Korban Kebakaran di Sunter Agung Jakarta Utara
• Diklat Islam SMU SLTP di Bogor
• Beasiswa Untuk Seorang Hamzah Ibnu Sabilillah

Jajak Pendapat
Rubrik apa yang paling anda sukai di situs ini ?

Buletin
Ekonomi
Fatwa
Fiqih
Firaq
Kajian
Khutbah
Kisah
Konsultasi
Nama Islami
Quran
Tarikh
Tokoh


Hasil Jajak Pendapat

Mutiara Hikmah
“Hai anakku waspadalah engkau dari orang yang dermawan andai kamu merendahkannya, terhadap orang yang pandai jika dirimu melukainya, dari seorang pencela apabila kamu memuliakannya, terhadap seorang pezina seandainya engkau berteman dengannya, dari orang yang bodoh apabila dirimu mencandainya.

Sesungguhnya aku telah mengecap segala kenikmatan semuanya, namun belum pernah kudapatkan kenikmatan senikmat kesehatan, dan aku sudah mengecap bermacam kepahitan namun tidak ada rasa pahit melebihi pahitnya butuh kepada manusia, dan telah kuangkat besi dan salib namun tak ada beban melebihi beratnya hutang.

Ketahuilah sesungguhnya masa itu hanya dua hari; satu hari untukmu dan satu hari sebagai tanggunganmu. Jika hari itu untukmu maka jangan kau sia-siakan, dan jika hari itu menjadi tanggunganmu maka bersabarlah, karena keduanya akan ditemui”.


Maklumat !
• Pembukaan Pendaftaran MAIS
• Telah Terbit Bundel Buletin 1424 H
• Komentar Imam Al-Masjid Al-Haram Makkah Syaikh Dr. Su'ud ibn Ibrahim Al-Syuraim

Donatur
Syahrial = 2530000
Suhartono = 200000
Pujiono = 25000
Kusmayadi = 15000
Dra. Farida = 25000
H. Christo = 25000
Fandi = 5000
YM-PIKAS = 30000
MT Imam Muslim = 50000
Geis Umar Bawazier = 200000
Sa'diyah = 60000
Mulyono = 10000
Jamaah Alsofwa = 332000
DKM Al-Ikhlas (PT. COMETA) = 50000
Sigit = 36000

Total = Rp 3593000,-



YAYASAN AL-SOFWA
Jl.Raya Lenteng Agung Barat No.35 PostCode:12810 Jakarta Selatan - Indonesia
Phone: 62-21-78836327. Fax: 62-21-78836326. e-mail: info @alsofwah.or.id | website: www.alsofwah.or.id | Member Info Al-Sofwa
Artikel yang dimuat di situs ini boleh di copy & diperbanyak dengan syarat tidak untuk komersil.

No comments:

Post a Comment